Minggu, 31 Mei 2015
Kamis, 28 Mei 2015
contoh proposal penelitian tindakan kelas
UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE G (GROUP
INVESTIGATION)
PADA
SISWA KELAS XI IPS 2
SMAN
1 LURAGUNG
(Penelitian
Tindakan Kelas)
A.
Latar Belakang Masalah
Metode G (Group
investigation) seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa
landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic
teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan
pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group
investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat
secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic
teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,
yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan
kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007:
7).
Berdasarkan pengamatan yang telah saya
lakukan di SMAN 1 Luragung, ketika dalam proses pembelajaran berlangsung pada
mata pembelajaran kelas XI IPS 2 saya mengamati beberapa siswa yang dalam
proses pembelajaran kurang dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru
sehingga proses pembelajaran membutuhkan pengulangan materi kembali oleh guru,
dikarenakan guru tersebut hanya menggunakan ceramah sehingga murid bosan dan
kurang memperhatikan guru tersebut sehingga berimbas kepada hasil belajar
mereka yang cenderung rendah dan tidak mencapai KKM. Perlu diketahui KKM mata
pelajaran Sosiologi sendiri yaitu 75. Sedangkan masih ada sekitar 45% siswa
yang belim mencapai target KKM dari jumlah siswa 35 orang. Ketika pembelajaran
yang sudah berlangsung terjadinya seperti demikian, guru diwajibkan untuk
memberikan metode pembelajaran yang lain yang kira-kira dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah.
Masalah ini ditemukan ketika guru
memberikan soal dan menunjuk murid untuk mengerjakan soal tersebut, dan murid
tidak bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru tersebut.
B.
Rumusan
masalah
1) Bagaimana
penerapan metode G (group investigation)
terhadap proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung ?
2) Bagaimana
motivasi siswa setelah menggunakan metode G (group investigation) dalam
proses pembelajaran ?
3) Bagaimana
hasil belajar siswa setelah menggunakan G (group
investigation)?
C.
Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan permasalahan yang sedang dialami
dan di kaji saat ini adalah menerapkan metode G (group investigation) terhadap
proses pembelajaran sosiologi. Sebagai implementasi dari penerapan metode
G (group investigation) tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan
Kelas yang akan dilakukan oleh guru sosiologi yang bersangkutan, yang akan di
bantu oleh peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang
berlangsung saat diterapkannya metode G (group investigation) ini.
D.
Tujuan Penelitian
a)
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran sosiologi melalui
penggunaan metode G (group investigation).
b)
Tujuan Khusus
Adapun tujuan
khusunya adalah :
1.
Untuk
mengetahui penerapan metode G (group
investigation) terhadap proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 1
Luragung.
2.
Untuk
mengetahui motivasi siswa setelah menggunakan metode G (group investigation) dalam proses pembelajaran.
3.
Untuk
menegtahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode G (group investigation).
E.
Ruang Lingkup
Motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2
menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran
terhadap penelitian tersebut.
F.
Hasil/Manfaat yang diharapkan.
1)
Manfaat bagi
Siswa.
a.
Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b.
Dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
c.
Mempermudah siswa dalam memahami dam memecahkan masalah
dalam pelajaran sosiologi.
2)
Manfaat bagi
Guru.
a.
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat
mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan baik itu dengan merubah media
pembelajarn maupun merubah strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar
siswa dan tujuan yang hendak di capai dapat tercapai.
b.
Sebagai bahan untuk evaluasi guru terhadap media-media
pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
c.
Untuk melatih guru melakukan penelitian – penelitian
tindakan kelas yang dapat dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun
prestasi belajara dari siswanya.
3)
Manfaat bagi
Sekolah.
a.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
bantuan kepada sekolah dalam memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b.
Diperoleh panduan dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan metode G (group investigation)
yang selanjutnya diharapkan dapat di pakai untuk pelajaran-pelajaran lain baik
di SMAN 1 Luragung ataupun di sekolah-sekolah lainya.
G.
Kajian Pustaka
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan.
Menurut Hamalik (2011: 161) motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau
gagalnya perbuatan belajar siswa. belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan
sangat sulit untuk berhasil. Sebab, seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik
minat yang lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya
(Djamarah, 2008: 148).
Hal ini
perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami siswa.
Demikian pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan,
menjaga / mempertahankan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam
proses pembelajaran guru tidak hanya memperhatikan metode dan media
pembelajaran saja tetapi guru juga harus berusaha untuk selalu menjaga dan
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Motivasi
belajar penting bagi guru dan siswa. Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2009: 84)
menjelaskan bahwa motivasi belajar dan motivasi bekerja perlu dimiliki oleh
siswa, dajn guru dituntut untuk memperkuat motivasi siswa. Pentingnya motivasi
belajar bagi siswa adalah sebagai berikut:
1)
menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan
hasil akhir.
2)
menginformasikan tentang kekuatan usaha
belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3)
mengarahkan kegiatan belajar.
4)
membesarkan semangat belajar.
5)
menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan
kemudian bekerja.
Kelima hal
tersebut menunjukkan pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya
sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan, dalam hal
ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al.
2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada
yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari
kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al.
(2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa
kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah
afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran
ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan
pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan
pembentukan pola hidup.
1.
Metode G
(group investigation)
Metode ini dirancang oleh Herbet
Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak
perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi.
Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
komunikasi dan proses memiliki kelompok.
Langkah-langkahnya
:
a.
Seleksi topik
b.
Merencanakan kerjasama
c.
Implementasi
d.
Analisis dan sintesis
e.
Penyajian hasil akhir
f.
Evaluasi selanjutnya
Model Group investigation
seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks.
Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu
berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok
belajar kooperatif. Berdasarkan
pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group
investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat
secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic
teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,
yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan
kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007:
7). Group investigation adalah kelompok
kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari
kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok
yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar
secara individual.
2.
Ciri-Ciri Model Group Investigation
a.
Pembelajaran kooperatif dengan metode Group
Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator
atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
b.
pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi
antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam
kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan
beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi kelompok.
c.
pembelajaran kooperatif dengan metode Group
Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari,
d.
adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
e.
pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana
belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan
pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi
pembelaj
3.
Langkah-langkah model
pembelajaran Group Investigation
a.
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang heterogen.
b.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok yang harus dikerjakan.
c.
Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk
memanggil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
d.
Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
e.
Setelah selesai, masing-masing kelompok yang
diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan
hasil pembahasannya.
f.
Kelompok lain dapat memberikan tanggapan
terhadap hasil pembahasannya.
g.
Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila
terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
h.
Evaluasi
4.
Kelebihan Model Group
Investigation
A. Secara
Pribadi
1)
dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
2)
memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan
aktif
3)
rasa percaya diri dapat lebih meningkat
4)
dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
5)
mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik
B. Secara
Sosial
1)
meningkatkan belajar bekerja sama
2)
belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
guru
3)
belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
4)
belajar menghargai pendapat orang lain
5)
meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
C. Secara
Akademis
1)
siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan
2)
bekerja secara sistematis
3)
mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang
4)
merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
5)
mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
6)
Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu
kesimpulan yang berlaku umum.
5.
Kelemahan Model Group
Investigation
a)
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali
pertemuan
b)
Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c)
Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI,
model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut
siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
d)
Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
e)
Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan
mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).
H.
Hipotesa Tindakan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka penulis merumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ penggunaan
metode G (group investigation) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI IPS 2 ”
I.
MODEL PENELITIAN
1)
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di
SMAN 1 Luragung. Pada Hari Kamis 30 April 2015 alokasi waktu 2x45 Menit atau
1,5 Jam pelajaran di Kelas XI IPS 2.
2)
Subjek
Penelitian.
Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa/i kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung Tahun ajaran 2014/2015 dengan
jumlah 35 Orang tediri dari 17siswa dan 18 siswi.
3)
Prosedur Penelitian
Sesuai
dengan model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas kali ini yaitu
menggunakan metode G untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, maka dalam penelitian ini akan
menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yang di dalamnya mempunyai prosedur
yang harus dilalui pada setiap siklusnya meliputi perencanaan,
pelaksanaan,observasi,evaluasi dan refleksi. Dimana pada penelitian ini akan
dilaksanakan dua siklus.
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap
perencanaan ini meliputi beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan
dalam meneliti, seperti :
a)
Mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah terkait
dengan akan diadakannya penelitian.
b)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)
Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri agar pembelajaran lebih menarik.
d)
Menyiapakan alat tulis, media pembelajaran sebagai
model dalam pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
e)
Menyiapkan bahan ajar untuk dipelajari dan dipahami
oleh siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pada pelakasanaan tindakan ini guru mulai aktif dalam menyampaikan
pembelajarannya sesuai dengan rencana yang telah disusun, adapun skenario
tindakan meliputi :
a)
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta
manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya pembelajaran.
b)
Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metode
inkuiri dan memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media audio –
visual.
c)
Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang
setiap kelompoknya.
d)
Tiap kelompok diberikan materi dengan studi kasus yang
ada didalamnya dan melakukan season tanya jawab sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari
e)
Melalui metode tanya jawab tersebut siswa ditugaskan
untuk berfikir keras terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
f)
Adanya evaluasi
g)
Kesimpulan dan penutup
c.
Tahap Observasi
Pada tahap
observasi ini, guru sebagai pelaksana peneliti diharuskan untuk mengobservasi
kegiatan dikelas, mengobservasi siswa serta melakukan wawancara dengan siswa
yang telah mengikuti pembelajaran sebelumnya. Pada tahap observasi ini
dilakukan oleh guru. Observasi ini bisa dilakukan dengan melakukan wawancara
menggunakan tape recorder maupun video menggunakan alat elektronik lainnya.
d.
Tahap Evaluasi
Pada tahap
evaluasi ini, dilakukan dengan menggunakan tes formatif dan lembar kegiatan
siswa, hal tersebut dilakukan untuk membantu proses pengumpulan data hasil proses
belajar siswa mengajar, serta untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap
materi sosiologi IPS ini. tes formatif dilakukan pada akhir setiap siklus,
adapun aspek yang diukur adalah :
a)
Pendapat siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung sebagai
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan menggambarkan
peningkatan aktivitas siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Luragung pada setiap akhir
kegiatan pemebelajaran.
b)
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS I SMAN
1 Luragung setelah melaksanakan satu utuh satu siklus.
e.
Refleksi
Pada tahapan
refleksi ini diambil setelah melakukan evaluasi, pada tahap ini dianalisis dan
dikaji mengenai apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang msih kurang
baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar metode G Setelah dianalisis maka akan
digunakan untuk merefleksikan pada siklus berikutnya.
J.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
1.
Observasi
Yaitu
tindakan yang dilakukan secara langsung untuk melihat fakta yang nyata terhadap
perubahan siswa dari aspek keaktifan setelah menggunakan metode G pada
penelitian tindakan kelas.
2.
Tes Formatif
Tes ini
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk
mengukur kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran sosiologi Tes formatif
ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan
guru (obyektif).
K. Analisis
Data
Untuk
mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriftif
kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
L.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
NO
|
Uraian Kegiatan
|
|
Waktu
|
|
|
|
|
|
|||
Minggu ke 1
|
Minggu ke 2
|
Minggu ke 3
|
Minggu
Ke 4
|
Minggu ke 5
|
Minggu
Ke6
|
Minggu ke 7
|
Minggu ke 8
|
Minggu ke9
|
Minggu ke10
|
||
1
|
Menyusun Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Menyusun laporan hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Acep
Yonny, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas ,Yogyakarta: Familia
Anonim., 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Tahun Anggaran 2006. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta.
Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV.
Diponegoro
Djamarah.
S. B. Dan Zain, A. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2007. “Proses
Belajar Mengajar”. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Langganan:
Postingan (Atom)