Kamis, 28 Mei 2015

amazing people today


contoh proposal penelitian tindakan kelas



UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE G (GROUP INVESTIGATION)
PADA SISWA KELAS XI IPS 2
SMAN 1 LURAGUNG
(Penelitian Tindakan Kelas)

A.     Latar Belakang Masalah
Metode G (Group investigation) seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). 
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan di SMAN 1 Luragung, ketika dalam proses pembelajaran berlangsung pada mata pembelajaran kelas XI IPS 2 saya mengamati beberapa siswa yang dalam proses pembelajaran kurang dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses pembelajaran membutuhkan pengulangan materi kembali oleh guru, dikarenakan guru tersebut hanya menggunakan ceramah sehingga murid bosan dan kurang memperhatikan guru tersebut sehingga berimbas kepada hasil belajar mereka yang cenderung rendah dan tidak mencapai KKM. Perlu diketahui KKM mata pelajaran Sosiologi sendiri yaitu 75. Sedangkan masih ada sekitar 45% siswa yang belim mencapai target KKM dari jumlah siswa 35 orang. Ketika pembelajaran yang sudah berlangsung terjadinya seperti demikian, guru diwajibkan untuk memberikan metode pembelajaran yang lain yang kira-kira dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah.
Masalah ini ditemukan ketika guru memberikan soal dan menunjuk murid untuk mengerjakan soal tersebut, dan murid tidak bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru tersebut.
B.     Rumusan masalah
1)      Bagaimana penerapan metode G (group investigation) terhadap proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung ?
2)      Bagaimana motivasi siswa setelah menggunakan metode G (group investigation)  dalam proses pembelajaran ?
3)      Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan G (group investigation)?

C.    Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan permasalahan yang sedang dialami dan di kaji saat ini adalah menerapkan metode G (group investigation) terhadap proses pembelajaran sosiologi. Sebagai implementasi dari penerapan metode G (group investigation)  tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh guru sosiologi yang bersangkutan, yang akan di bantu oleh peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang berlangsung saat diterapkannya metode G (group investigation) ini.
D.    Tujuan Penelitian
a)      Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran sosiologi melalui penggunaan metode G (group investigation).
b)      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusunya adalah :
1.      Untuk mengetahui penerapan metode G (group investigation) terhadap proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung.
2.      Untuk mengetahui motivasi siswa setelah menggunakan metode G (group investigation) dalam proses pembelajaran.
3.      Untuk menegtahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode G (group investigation).
E.     Ruang Lingkup
Motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran  terhadap penelitian tersebut.
F.     Hasil/Manfaat yang diharapkan.
1)      Manfaat bagi Siswa.
a.       Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b.      Dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
c.       Mempermudah siswa dalam memahami dam memecahkan masalah dalam pelajaran sosiologi.

2)      Manfaat bagi Guru.
a.       Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan baik itu dengan merubah media pembelajarn maupun merubah strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar siswa dan tujuan yang hendak di capai dapat tercapai.
b.      Sebagai bahan untuk evaluasi guru terhadap media-media pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
c.       Untuk melatih guru melakukan penelitian – penelitian tindakan kelas yang dapat dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun prestasi belajara dari siswanya.

3)      Manfaat bagi Sekolah.
a.       Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan kepada sekolah dalam memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b.      Diperoleh panduan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode G (group investigation) yang selanjutnya diharapkan dapat di pakai untuk pelajaran-pelajaran lain baik di SMAN 1 Luragung ataupun di sekolah-sekolah lainya.


G.    Kajian Pustaka
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Menurut Hamalik (2011: 161) motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa. belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat sulit untuk berhasil. Sebab, seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat yang lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya (Djamarah, 2008: 148).
Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami siswa. Demikian pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan, menjaga / mempertahankan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran guru tidak hanya memperhatikan metode dan media pembelajaran saja tetapi guru juga harus berusaha untuk selalu menjaga dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Motivasi belajar penting bagi guru dan siswa. Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2009: 84) menjelaskan bahwa motivasi belajar dan motivasi bekerja perlu dimiliki oleh siswa, dajn guru dituntut untuk memperkuat motivasi siswa. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut:
1)      menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2)       menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3)      mengarahkan kegiatan belajar.
4)      membesarkan semangat belajar.
5)      menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Kelima hal tersebut menunjukkan pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan  dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,  analisis, sintesis dan penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

1.      Metode G (group investigation)
Metode ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok.
Langkah-langkahnya :
a.    Seleksi topik
b.   Merencanakan kerjasama
c.    Implementasi
d.   Analisis dan sintesis
e.    Penyajian hasil akhir
f.    Evaluasi selanjutnya
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7).  Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.

2.      Ciri-Ciri Model Group Investigation
a.       Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
b.       pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
c.       pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari,
d.       adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
e.        pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelaj
3.      Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation
a.       Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
b.      Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
c.       Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
d.      Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam kelompoknya.
e.       Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau salah  satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
f.       Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.
g.      Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep dan memberikan kesimpulan.
h.      Evaluasi

4.      Kelebihan Model Group Investigation
A.    Secara Pribadi
1)      dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
2)      memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
3)      rasa percaya diri dapat lebih meningkat
4)      dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu   masalah
5)      mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik
B.     Secara Sosial
1)      meningkatkan belajar bekerja sama
2)      belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun   guru
3)      belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
4)      belajar menghargai pendapat orang lain
5)      meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
C.     Secara Akademis
1)      siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan  jawaban yang diberikan
2)      bekerja secara sistematis
3)      mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam  berbagai bidang
4)      merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
5)      mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
6)      Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang   digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

5.      Kelemahan Model Group Investigation
a)      Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b)      Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c)      Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
d)      Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
e)      Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).

H.    Hipotesa Tindakan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka penulis merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ penggunaan metode G (group investigation)  dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 ”

I.       MODEL PENELITIAN
1)      Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Luragung. Pada Hari Kamis 30 April 2015 alokasi waktu 2x45 Menit atau 1,5 Jam pelajaran di Kelas XI IPS 2.
2)      Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 35 Orang tediri dari 17siswa dan 18 siswi.
3)      Prosedur Penelitian
Sesuai dengan model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas kali ini yaitu menggunakan metode G untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, maka dalam penelitian ini akan menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yang di dalamnya mempunyai prosedur yang harus dilalui pada setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan,observasi,evaluasi dan refleksi. Dimana pada penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus.
a.       Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini meliputi beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan dalam meneliti, seperti :
a)      Mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah terkait dengan akan diadakannya penelitian.
b)      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)      Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri agar pembelajaran lebih menarik.
d)     Menyiapakan alat tulis, media pembelajaran sebagai model dalam pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e)      Menyiapkan bahan ajar untuk dipelajari dan dipahami oleh siswa.
b.      Pelaksanaan Tindakan
Pada pelakasanaan tindakan ini guru mulai aktif dalam menyampaikan pembelajarannya sesuai dengan rencana yang telah disusun, adapun skenario tindakan meliputi :
a)      Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya pembelajaran.
b)      Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metode inkuiri dan memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media audio – visual.
c)      Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang setiap kelompoknya.
d)     Tiap kelompok diberikan materi dengan studi kasus yang ada didalamnya dan melakukan season tanya jawab sesuai dengan materi yang sedang dipelajari
e)      Melalui metode tanya jawab tersebut siswa ditugaskan untuk berfikir keras terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
f)       Adanya evaluasi
g)      Kesimpulan dan penutup
c.       Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini, guru sebagai pelaksana peneliti diharuskan untuk mengobservasi kegiatan dikelas, mengobservasi siswa serta melakukan wawancara dengan siswa yang telah mengikuti pembelajaran sebelumnya. Pada tahap observasi ini dilakukan oleh guru. Observasi ini bisa dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan tape recorder maupun video menggunakan alat elektronik lainnya.
d.      Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, dilakukan dengan menggunakan tes formatif dan lembar kegiatan siswa, hal tersebut dilakukan untuk membantu proses pengumpulan data hasil proses belajar siswa mengajar, serta untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sosiologi IPS ini. tes formatif dilakukan pada akhir setiap siklus, adapun aspek yang diukur adalah :
a)      Pendapat siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Luragung sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan menggambarkan peningkatan aktivitas siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Luragung pada setiap akhir kegiatan pemebelajaran.
b)      Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS I SMAN 1 Luragung setelah melaksanakan satu utuh satu siklus.
e.       Refleksi
Pada tahapan refleksi ini diambil setelah melakukan evaluasi, pada tahap ini dianalisis dan dikaji mengenai apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang msih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar metode G Setelah dianalisis maka akan digunakan untuk merefleksikan pada siklus berikutnya.



J.      Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.    Observasi
Yaitu tindakan yang dilakukan secara langsung untuk melihat fakta yang nyata terhadap perubahan siswa dari aspek keaktifan setelah menggunakan metode G pada penelitian tindakan kelas.
2.      Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran sosiologi Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (obyektif).

K.    Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

L.     Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO
Uraian Kegiatan

Waktu





Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu
Ke 4
Minggu ke 5
Minggu
Ke6
Minggu ke 7
Minggu ke 8
Minggu ke9
Minggu ke10
1
Menyusun Proposal










2
Menyusun Instrumen










3
Pelaksanaan Penelitian










4
Pengolahan data










5
Menyusun laporan hasil Penelitian











DAFTAR PUSTAKA

Acep Yonny, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas ,Yogyakarta: Familia

Anonim., 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Tahun Anggaran 2006. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta.

Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro

Djamarah. S. B. Dan Zain,  A. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar”. Jakarta: PT Bumi Aksara.